Harian Deteksi – Kota malang dikenal begitu banyak kawasan wisata . Kawasan Dinoyo di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, dikenal dengan kampung perajin keramik. Hasil produksi keramik kampung Dinoyo mampu menembus pasar ekspor.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Keramik Dinoyo, Samsul Arifin menceritakan sejarah panjang Dinoyo sebagai sentra pengrajin keramik, yang kemudian menjadi Kampung Wisata Keramik Dinoyo.
Samsul Arifin mengatakan pengrajin keramik Dinoyo ini sudah ada sejak zaman dulu. Dari cerita yang berkembang, selain warisan nenek moyang sejak zaman Kerajaan Kanjuruhan yang berdiri pada abad 7 masehi, pengrajin gerabah sampai keramik ini berkembang secara turun menurun.
Keramik Dinoyo sebenarnya sudah ada secara turun temurun bermula dari sentra gerabah,” kata Samsul, Rabu (6/9/2023).
Samsul menjelaskan setelah Kerajaan Kanjuruhan, gerabah atau keramik Dinoyo ini kembali berkembang sekitar tahun 1930 yakni oleh para petani tebu yang dipekerjakan Belanda di kebun tebu untuk dikirim ke Pabrik Gula Krebet maupun Pabrik Gula Kebonagung.
Apalagi, kata dia, saat itu Dinoyo juga dikenal dengan area persawahan padi dan tebu dengan tanah yang bagus dan subur.
Para petani yang dibawa Belanda dan tidak diketahui asal pastinya tersebut ternyata mempunyai ketrampilan mengolah tanah liat menjadi sebuah kerajinan seperti peralatan memasak dan peralatan dapur. Sehingga mereka sering membuat barang gerabah sendiri untuk peralatan dapur.
“Di antara para petani itu mungkin dari daerah asalnya mempunyai ketrampilan membuat barang-barang gerabah dari tanah liat, tanah sawah. Kebetulan daerah persawahan disini tanahnya cukup bagus. Dan gerabah cukup berkembang karena orang tua kita dulu banyak peralatan memasak, peralatan dapur terbuat dari tanah,” ungkapnya.
Dalam perkembangan zaman, lanjut Samsul, kawasan Dinoyo sempat didatangi tim peneliti tanah dari Balai Penelitian dan Balai Penyelidik keramik dari Bandung.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa di sejumlah daerah di Jawa Timur terdapat tanah putih yang bisa dibuat untuk membuat keramik porselain, hingga akhirnya dibuatlah pabrik percontohan membuat keramik di Dinoyo di tahun 1955 lalu.
“Pabrik keramik ini sebagai proyek percontohan,” kata Samsul.
Saat ini, kata Samsul, jumlah pengrajin keramik Dinoyo tercatat ada 24 warga. Karena semakin padatnya kawasan Dinoyo, banyak pengrajin memilih mengembangkan usahanya ke Kabupaten Malang, tapi pasarnya tetap ikut di Dinoyo.
“Kalau yang disini sekarang ada 24 pengrajin, tapi dari 24 ini ada yang membuat keramik ada yang membuat kerajinan gibs, ada yang punya gallery saja, paling tidak berkumpul di satu sentra kampung wisata ini. Tapi rata- rata pengrajin keramik Dinoyo banyak yang membuat keramik untuk vas bunga dan souvernir daripada peralatan masak atau dapur, harganya variatif mulai Rp 10 ribu sampai Rp 1 juta tergantung ukuran atau besar kecilnya keramik,” ungkapnya.
Sumber : Detikcom