Harian Deteksi – Suriah melaporkan serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap dua bandara utamanya pada tanggal Kamis (12/10/2023), menunjukkan potensi eskalasi dalam perkembangan saat ini.
Dilansir dari website resmi Yayasan Pertahanan Demokrasi (FDD), sampai saat ini belum ada informasi terperinci mengenai tingkat kerusakan yang terjadi di Bandara Internasional Damaskus dan Bandara Internasional Aleppo, tetapi laporan awal menunjukkan bahwa operasi di kedua bandara tersebut telah dihentikan. Pihak militer Israel pun belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal ini.
Peristiwa ini terjadi pada hari keenam perang antara Israel dan Hamas di Gaza. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, telah memulai tur regional dengan tujuan untuk memobilisasi dukungan bagi kelompok Palestina yang terkait dengan terorisme
Amir Abdollahian diperkirakan akan mengunjungi Suriah pada Jumat (13/10/2023) setelah singgah pertama di Irak. Lebanon juga termasuk dalam rencana perjalanannya.
Sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, ada ketegangan yang terbatas di perbatasan Israel dengan Suriah dan Lebanon. Meskipun demikian, Israel bersiap menghadapi potensi eskalasi di kedua wilayah tersebut.
Ancaman ini telah diakui oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), yang menggambarkan peningkatan ketegangan dengan penempatan darurat Angkatan Laut AS di kawasan Mediterania Timur.
Damaskus adalah sekutu dekat Iran dan telah lama menjadi sponsor utama bagi kelompok seperti Hamas dan Jihad Islam. Selain itu, Damaskus memberikan dukungan logistik kepada Hizbullah Lebanon, yang juga mendapat dukungan kuat dari Iran.
Hal ini mencakup kemampuan Hizbullah untuk melancarkan operasi, mengepung Israel, serta meluncurkan rudal dan serangan drone melalui Suriah sebagai bagian dari strategi yang lebih luas.
Suriah juga menjadi jalur utama pengiriman senjata canggih dari Iran ke Hizbullah. Israel selama lebih dari satu dekade telah melakukan serangan udara guna menggagalkan upaya tersebut.
Menurut analisis pakar Mark Dubowitz, CEO FDD, ia menyatakan “Jika serangan Israel ini ditujukan hanya untuk menolak mendaratnya diplomat tertinggi negara pendukung Hamas terbesar di dunia, maka hal itu tampaknya menjadi alasan yang cukup. Iran sepenuhnya berada di belakang kejahatan Hamas dan tidak boleh dibiarkan begitu saja untuk menggalang dukungan untuk tujuan jahat. Biarkan Menteri Luar Negeri Iran Amir Abdollahian mengunjungi Suriah dengan mobil, jika dia berani.”
“Rezim Assad adalah bagian tak terpisahkan dari blok regional yang dipimpin oleh Iran, yang telah mengizinkan pembunuhan massal sebagai bagian dari taktiknya. Dalam dekade terakhir, Israel telah berusaha untuk menghentikan pengiriman senjata presisi tinggi Iran yang melintasi wilayah Suriah menuju Hizbullah di Lebanon, yang merupakan kelompok teroris yang mendapat dukungan Iran. Dengan meningkatnya ancaman serius di perbatasan utara Israel, Iran telah memaksa Yerusalem untuk menghadapi risiko potensial perang multi-front melawan musuh yang telah melakukan persiapan matang. Jika situasi di Gaza mencapai puncak ketegangan, Teheran mungkin akan melibatkan Hizbullah dalam konflik tersebut.” Kata David Adesnik, Seorang pakar sekaligus rekan senior dan direktur riset.