Harian deteksi -“Terdapat 38 Proyek Tanah kami mengering dan air kami tercemar,” kata Nati Machaca, seorang pengunjuk rasa yang tengah berjaga di palang pembatas jalan di Desa Purmamarca, Pegunungan Andes.
Machaca adalah juru bicara dari kelompok masyarakat adat di Jujuy, sebuah provinsi yang terletak di utara Argentina.
Jujuy berlokasi di kawasan yang dikenal sebagai “segitiga litium”, hamparan di Pegunungan Andes yang melintasi perbatasan antara Argentina, Bolivia, dan Chili.
Kawasan ini memiliki cadangan litium terbesar di dunia.
Masyarakat adat yang menentang penambangan litium telah memblokade jalan di Purmamarca
Logam ini dimanfaatkan untuk membuat baterai yang dapat diisi ulang untuk ponsel pintar, laptop, dan banyak hal lainnya.
Litium menjadi sangat dicari karena mobil listrik, yang menggunakan litium di dalam baterainya, kian populer.
Argentina adalah produsen litium terbesar keempat di dunia. Namun sebagian penduduk Jujuy mengatakan bahwa mereka tidak mendapat manfaat dari industri ini. Bahkan, cara hidup mereka juga terancam akibatnya.
Ekstraksi litium membutuhkan air dalam jumlah besar, yakni sekitar dua juta liter per ton.
Penduduk setempat seperti Nati Machaca, yang hidup dari lahan dan beternak di daerah yang didominasi pedesaan ini, khawatir hal itu akan mencemari air dan membuat tanah mereka kekeringan.
“Kalau ini terus berlanjut, kami akan kelaparan dan jatuh sakit,” katanya.
Posisi lebih dari 400 kelompok masyarakat adat yang menghuni pegunungan ini kian sulit karena banyak yang tidak memiliki legalitas atas tanah yang mereka tinggali selama berabad-abad, jauh sebelum kedatangan penjajah Spanyol pada tahun 1500-an.
Machaca adalah salah satunya. Dia tinggal di sebidang tanah yang dibeli kakeknya dari pemilik tanah di tempat kakeknya bekerja.
“Saat itu semuanya hanya berupa persetujuan lisan, tetapi tidak ada bukti,” jelasnya.
Konstitusi baru itu juga membatasi hak untuk berunjuk rasa, namun ini tidak menghalangi masyarakat adat untuk memblokir jalan menuju tambang litium.
Dia dan banyak masyarakat adat lainnya, tidak memiliki dokumen untuk mendukung klaim mereka atas tanah tersebut.
Mereka rentan digusur berdasarkan reformasi konstitusi kontroversial yang disahkan pada Juni lalu oleh Gubernur Jujuy, Gerardo Morales.
Di antara para pengunjuk rasa, terlihat remaja seperti Noelia, yang kakeknya ikut serta dalam demonstrasi serupa menuntut hak atas tanah pada tahun 1946
Anak-anak terhibur saat peringatan hari budaya di salah satu titik blokade di Purmamarca
Polisi dikerahkan untuk membubarkan mereka, namun para pengunjuk rasa mengatakan bahwa tindakan itu justru membuat mereka lebih bersatu dan bertekad.
“Kami tidak akan pindah. Tanah itu milik kami, litium milik kami,” des
Secara total, terdapat 38 proyek penambangan litium di Argentina Utara. Tiga di antaranya sudah beroperasi.
Sebagian besar litium di kawasan ini ada di bawah dataran garam dalam bentuk air garam litium.
Untuk mengambilnya, perusahaan penambang harus melakukan pengeboran lebih dulu.
Air garam tersebut kemudian dipompa ke permukaan ke dalam kolam buatan, di mana sebagian cairan dibiarkan menguap sebelum litium diekstraksi melalui serangkaian proses kimia.
Masyarakat lokal memperingatkan bahwa dampak penambangan litium terhadap lingkungan sangat besar, baik karena banyaknya air yang dibutuhkan dalam proses tersebut maupun polusi udara dan pencemaran air yang disebabkan oleh bahan kimia yang digunakan dalam ekstrasi.
Bukan hanya generasi muda yang berunjuk rasa. Silveria Luisa Quispe, yang memimpin Komisi Keluarga, Air dan Matahari di Collamboy Hill, juga ikut memblokir jalan.
Namun menurut Marie-Pierre Lucesoli, perusahaan berupaya keras untuk mengoptimalkan penggunaan air dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Hampir semua pabrik penambangan litium direncanakan menggunakan energi surya.
Lucesoli adalah manajer pertambangan di provinsi tetangga Salta, yang juga kaya akan litium.
Dia bersikeras bahwa proses untuk mendapatkan litium “berkembang setiap hari agar lebih berkelanjutan”.
Namun kepala suku Ocloya, Néstor Jérez, tetap khawatir dengan dampak penambangan litium saat ini dan proyek-proyek serupa di masa depan.
Néstor Jérez pergi ke Buenos Aires untuk menyuarakan keresahan komunitasnya kepada pemerintah pusat
Kelompok masyarakat adat seperti Ocloya berupaya hidup harmonis dengan Pachamama (Ibu Pertiwi), yang mereka sembah dalam upacara.
Menurut Jérez, dari Ibu Pertiwilah mereka mendapat kekuatan untuk menentang proyek pertambangan.
“Ibu Pertiwi adalah penjamin kehidupan, jadi kami akan membelanya apa pun yang terjadi.”
Dia tidak terpengaruh oleh argumen yang dikemukakan Lucesoli, bahwa penambangan litium menciptakan lapangan kerja lokal, dan membuka peluang pendidikan serta pelatihan.
“Kejayaan bukan hanya tentang peningkatan ekonomi penduduknya, tapi juga peningkatan kualitas hidup yang akan bertahan selama beberapa generasi,” ujarnya.
Namun karena merasa kekhawatiran mereka tidak ditanggapi, kelompok-kelompok masyarakat adat ini berunjuk rasa di ibu kota, Buenos Aires, agar tuntutan mereka didengar oleh pemerintah pusat.