Harian Deteksi – Sejak dua pekan ini, kampung halaman mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) di Sungaibahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi, diselimuti kabut asap tebal akibat masih adanya kebakaran lahan.
Bagaimana tidak, pengendara sepeda motor harus menyalakan lampu untuk menembus tebalnya kabut asap.
Akibatnya, sudah banyak warga yang mengaku kesehatannya terganggu, seperti tenggorokan gatal, batuk-batuk hingga sesak nafas.
Tidak hanya itu, warga yang sudah tidak tahan diserang kabut asap mendesak pemerintah daerah segera membuat hujan buatan dengan memodifikasi cuaca.
Untuk menghindari penyakit akibat dampak kabut asap, saat ini warga sudah menggunakan masker bila beraktivitas di luar ruangan.
“Warga saat ini sudah banyak menggunakan masker, selain untuk melindungi dari kabut asap yang makin tebal juga warga sudah banyak yang terserang batuk-batuk, flu dan sesak nafas,” ungkap Warsito, warga setempat.
Dirinya berharap ada kebijakan kongkrit dari pemerintah daerah untuk membuat hujan buatan.
“Terutama titik-titik yang saat ini terbakar, biar udara bersih seperti sedia kala,” imbuhnya.
Warga lainnya, Yadi mengaku sudah banyak warga masuk ke rumah sakit akibat dampak kabut asap.
“Kondisi saat ini sudah parah, sangat kritis. Sudah layaknya ada hujan buatan. Ditambah lagi, musim kemarau sehingga kondisi sungai dan rawa kering semua,” ujarnya.
Bahkan, katanya, sumur bor airnya sudah tidak ada lagi. Debit airnya sedikit. Solusi saat ini adanya hujan buatan,” tandas Yadi.