Harian Deteksi – Apa kamu pernah merasa bahwa dirimu jadi penyebab kegagalan yang kamu alami? Atau, kamu sering merasa bahwa pikiran negatifmu akhir-akhir ini benar-benar mempengaruhimu dan bikin kamu jadi gak beruntung? Nah, itu bisa jadi tanda bahwa kamu sedang melakukan self-sabotage, lho.
Self-sabotage adalah perilaku yang bisa menghambat pertumbuhan dan kesuksesanmu dalam berbagai aspek kehidupan. Terkadang, kamu bisa menemukan dirimu merusak peluang, hubungan, atau tujuanmu sendiri tanpa menyadari alasannya. Biar kamu gak bingung lagi, ada enam kemungkinan alasan kenapa kamu melakukan self-sabotage, nih. Simak juga cara mengidentifikasinya untuk memperbaiki diri.
1. Adanya perasaan gak layak
Salah satu alasan utama di balik self-sabotage adalah rasa gak layak atau rendah diri. Orang yang merasa bahwa mereka gak pantas untuk sukses, bahagia, atau cinta mungkin secara gak sadar melakukan tindakan yang merusak diri sendiri. Apa kamu juga begini?
Kamu mungkin menghindari kesempatan yang bagus atau menunda-nunda tugas penting karena merasa bahwa dirimu gak pantas mendapatkannya. Rendahnya harga diri bisa berasal dari pengalaman traumatis masa lalu, tekanan sosial, atau bahkan standar yang terlalu tinggi yang ditetapkan oleh diri sendiri, lho.
2. Tingginya perasaan takut gagal
Takut gagal adalah salah satu alasan paling umum di balik self-sabotage, nih. Orang yang takut gagal akan menunda-nunda atau bahkan menghindari tugas penting karena khawatir bahwa dirinya gak akan berhasil. Coba diingat-ingat, apa kamu juga begini?
Jika iya, kamu bahkan mungkin cenderung menciptakan alasan-alasan untuk menghindari risiko dan menghindari situasi di mana kamu bisa gagal. Padahal, takut gagal pada akhirnya bisa menghalangi pertumbuhan dan perkembangan karena sejatinya manusia itu belajar dari kesalahan.
3. Ketidaknyamanan dengan kesuksesan
Sementara banyak orang takut gagal, ada juga, lho, yang takut sukses. Ketidaknyamanan dengan kesuksesan mungkin berasal dari rasa takut akan perubahan, tanggung jawab yang lebih besar, atau perasaan gak mampu menjaga keberhasilan yang telah didapat.
Orang yang mengalami ketidaknyamanan dengan kesuksesan mungkin secara gak sadar akan melakukan tindakan yang membuat dirinya gak mencapai potensi penuh. Kamu mungkin secara alam bawah sadar akan menghindari promosi atau kenaikan jabatan, kemenangan, atau pencapaian besar lainnya.
4. Pola pikiran negatif yang terus dipelihara
Pola pikiran negatif atau negative self-talk adalah alasan lain di balik self-sabotage, guys. Jika kamu punya kebiasaan berbicara kepada diri sendiri dengan cara yang merendahkan atau meragukan kemampuanmu, maka itu bisa menjadi faktor utama yang memicu perilaku self-sabotage.
Hati-hati, pikiran negatif ini bisa menghancurkan rasa percaya diri, lho. Juga, ini akan bikin kamu terus merasa ragu-ragu untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan menuju kesuksesan.
5. Pengalaman traumatis masa lalu
Pengalaman traumatis masa lalu juga bis menjadi pemicu self-sabotage. Orang yang mengalami trauma dalam hidupnya mungkin akan punya kesulitan untuk percaya pada diri sendiri atau orang lain. Semoga kamu gak begini, ya.
Trauma ini bisa mencakup kekerasan fisik atau emosional, pelecehan, atau bahkan pengalaman lain yang merusak. Trauma bisa menghasilkan pengaruh jangka panjang terhadap kepercayaan diri dan perilaku seseorang.
6. Ketidakmampuan mengatasi emosi
Seseorang yang gak tahu bagaimana mengatasi emosi dengan baik mungkin lebih rentan terhadap self-sabotage. Ketika tekanan dan emosi negatif muncul, kamu mungkin mencari rasa pemenuhan diri dalam kebiasaan yang merusak seperti kelebihan makan, minum berlebihan, atau menghindari tugas-tugas yang menantang.
Memang, ini adalah cara untuk menghindari atau meredakan emosi yang gak nyaman. Tapi akhirnya hanya membuat masalah lebih buruk pada dirimu.
Mengenali alasan-alasan diatas adalah langkah pertama dalam mengatasi self-sabotage itu sendiri. Setelah kamu paham kenapa kamu cenderung melakukan self-sabotage, kamu akan bisa mulai mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini.
Luangkan waktu untuk merenung dan memikirkan kembali perilakumu dan alasan di baliknya. Cobalah mengidentifikasi pola-pola tertentu yang mungkin kamu lakukan. Jika self-sabotage berasal dari trauma yang mendalam atau masalah psikologis yang serius, sangat disarankan untuk mencari bantuan dari seorang profesional kesehatan mental, ya.
Teruslah berusaha untuk mengubah pola pikiran negatif dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih positif dan membangun kepercayaan diri. Ingatlah bahwa perubahan memerlukan waktu dan teruslah berusaha. Semangat!
Sumber : idntimes.com