Kam. Des 7th, 2023

Harian Deteksi – Penyakit skoliosis mungkin tak asing lagi di telinga masyarakat. Penyakit ini cukup sering terjadi dan dapat menyerang orang dewasa hingga anak-anak.
Skoliosis adalah sebuah kelainan pada tulang belakang. Penyakit ini membuat tulang punggung pengidapnya tampak melengkung seperti huruf S atau C. Selain menimbulkan gejala yang mengganggu, skoliosis juga bisa membuat penampilan fisik menjadi tidak seimbang.

Pada tingkat yang lebih parah, skoliosis bisa menimbulkan gangguan pernapasan dan jantung. Sebab, tulang belakang yang terlalu melengkung dapat menekan jantung dan paru-paru sehingga memengaruhi kinerja kedua organ tersebut.

Meski begitu, ada beberapa kondisi yang bisa memicu terjadinya skoliosis. Apa saja? Berikut penjelasannya.

Penyebab Skoliosis
1. Pertambahan Usia
Faktor usia merupakan salah satu penyebab utama skoliosis pada orang dewasa. Seiring bertambahnya usia, tulang dan sendi akan kehilangan fleksibilitasnya. Selain itu, jaringan otot dalam tubuh juga akan ikut menyusut.

Skoliosis yang dikarenakan faktor usia disebut juga dengan skoliosis degeneratif. Biasanya, skoliosis degeneratif mulai terjadi pada pasien berusia 50 tahun ke atas.

2. Cacat Bawaan Lahir
Skoliosis dapat disebabkan oleh cacat bawaan saat lahir, atau dikenal juga dengan istilah skoliosis kongenital. Kondisi ini bisa terjadi jika tulang rusuk atau tulang belakang bayi tidak terbentuk dengan baik selama masa kehamilan.

3. Cerebral Palsy
Cerebral palsy adalah penyakit neuromuskular yang menyerang sistem saraf otot. Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan koordinasi dan membuat otot menjadi lemah.

Cerebral palsy yang tidak ditangani dengan segera dapat memunculkan sejumlah komplikasi, termasuk skoliosis. Skoliosis yang dipicu oleh penyakit seperti cerebral palsy tergolong ke skoliosis neuromuskular.

4. Distrofi Otot
Distrofi otot adalah kelompok penyakit yang menyebabkan masalah pada otot, seperti otot lemah, kehilangan kepadatan dan fungsi secara cepat. Skoliosis yang disebabkan oleh distrofi otot juga termasuk dalam skoliosis neuromuskular.

Distrofi otot dapat memicu skoliosis dikarenakan otot yang lemah tidak mampu menahan tulang belakang agar tetap lurus. Akibatnya, tulang belakang menjadi melengkung secara tidak normal dan menyebabkan skoliosis.

5. Cedera Tulang Belakang
Kerusakan pada tulang belakang, ligamen, atau cakram akibat kecelakaan atau hantaman bisa memicu terjadinya skoliosis. Pada beberapa kasus, cedera tulang belakang juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami skoliosis di kemudian hari.

Selain akibat kecelakaan atau hantaman, cedera pada tulang belakang juga bisa disebabkan oleh infeksi, peradangan, kanker, arthritis, hingga degenerasi tulang belakang.

6. Sindrom Marfan
Sindrom marfan merupakan kelainan genetik yang membuat pengidapnya memiliki tubuh yang kurus tapi tinggi, serta membuat lengan, kaki, dan jari tumbuh lebih panjang dari biasanya.

Sindrom marfan menyerang jaringan ikat yang berfungsi sebagai penghubung antar jaringan serta organ tubuh, termasuk struktur tulang. Skoliosis menjadi salah satu gejala yang kerap dialami oleh pengidap sindrom marfan.

7. Sindrom Down
Sama seperti sindrom marfan, sindrom down adalah kondisi yang disebabkan oleh kelainan genetik. Pengidap sindrom down berisiko mengalami gangguan yang disebut atlantoaxial instability atau ketidakstabilan atlantoaksial. Gangguan ini dapat menyebabkan cidera pada tulang belakang sehingga meningkatkan risiko skoliosis.

Sumber : Detikcom

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *