Harian Deteksi – Jerawat steroid adalah jenis jerawat yang timbul akibat penggunaan obat-obatan steroid. Sejauh ini, tidak diketahui mengapa steroid bisa menyebabkan jerawat.

Jerawat steroid adalah jenis jerawat yang muncul akibat penggunaan obat-obatan steroid. Selain di dada, jerawat ini bisa muncul di wajah, leher, punggung, dan lengan.
Terdapat dua jenis jerawat steroid, yaitu jerawat (acne vulgaris) dan malassezia folliculitis.
Untuk membantumu mengenal lebih jauh tentang masalah kulit, mari kita simak apa penyebab, gejala, dan cara mengatasi jerawat steroid.
Penyebab jerawat steroid
Berikut beberapa obat steroid yang bisa menyebabkan munculnya jerawat steroid:
Kortikosteroid resep
Meningkatnya penggunaan kortikosteroid, seperti prednisone, setelah operasi transplantasi organ dan kemoterapi mengakibatkan jerawat steroid menjadi masalah kulit yang umum terjadi.
Jerawat steroid biasanya muncul beberapa minggu setelah penderitanya mengonsumsi obat steroid yang diresepkan.
Perlu diketahui, jenis jerawat ini lebih sering dialami oleh orang berusia di bawah 30 tahun dan mereka yang memiliki kulit putih.
Tingkat keparahannya bergantung pada dosis obat steroid, lama pengobatan, dan kerentanan seseorang terhadap jerawat.
Meskipun jerawat steroid umumnya muncul di dada, penggunaan masker pada terapi inhalasi yang menggunakan obat kortikosteroid membuatnya bisa muncul di wajah.
Penyebab Steroid anabolik
Berdasarkan sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Clinics in Dermatology, jerawat steroid dialami oleh 50 persen orang yang meminum obat steroid anabolik dalam dosis tinggi untuk urusan binaraga (bodybuilding).
Selain itu, obat testosteron dalam dosis tinggi juga bisa berkontribusi terhadap munculnya jerawat.
Proses munculnya jerawat steroid
Sejauh ini, tidak diketahui mengapa obat steroid bisa meningkatkan risiko munculnya jerawat.
Namun beberapa studi dalam jurnal Clinics in Dermatology menyebutkan, obat steroid berkontribusi terhadap produksi reseptor sistem kekebalan tubuh yang dikenal sebagai TLR2.
Bersama dengan kehadiran bakteri Propionibacterium acnes, reseptor TLR2 mungkin berperan dalam kemunculan jerawat.
Gejala jerawat steroid
Beberapa gejala jerawat steroid yang bisa muncul berupa:
Komedo hitam dan putih yang terbuka maupun tertutup
Benjolan merah kecil (papula)
Bintik putih atau kuning (pustula)
Benjolan merah besar dan nyeri (nodul)
Pembengkakan seperti kista (pseudokista)
Orang dengan jenis jerawat ini juga bisa mengalami gejala lanjutan akibat memecahkan atau menggaruk jerawatnya, seperti:
Tanda merah pada bintik yang baru sembuh
Tanda gelap dari bintik-bintik yang lama
Bekas luka
Jika jerawat steroidnya termasuk jenis acne vulgaris, bintik-bintiknya mungkin lebih menyeragam, dibandingkan jerawat non steroid.
Namun, apabila jerawat steroidnya termasuk jenis jamur (malassezia folliculitis), sebagian besar bintik jerawat akan berukuran sama dan komedo (hitam dan putih) biasanya tidak muncul.
Cara mengatasi jerawat steroid
Berikut sejumlah cara mengatasi jerawat steroid yang bisa dipraktikkan:
1. Benzoil peroksida dan asam salisilat
Benzoil peroksida adalah antiseptik yang membantu tubuh membunuh bakteri penyebab jerawat. Orang dengan jerawat steroid bisa menggunakannya untuk kasus-kasus ringan, atau mengombinasikannya dengan antibiotik oral pada kasus yang lebih parah.
Sementara itu, asam salisilat bisa membantu mengobati dan mencegah jerawat dengan cara pengelupasan sel kulit dan menghancurkan lesi jerawat.
Orang dengan jerawat steroid harus mengoleskannya pada wajah, dada, atau leher, tergantung tempat munculnya jerawat tersebut.
Tapi, kamu dianjurkan untuk tidak menggunakan benzoil peroksida dan asam salisilat secara bersamaan. Sebab, kombinasi antara keduanya dianggap terlalu mengiritasi.
Selain itu, orang dengan jerawat steroid harus mencoba menggunakan retinoid oles terlebih dahulu sebelum mencoba benzoil peroksida dan asam salisilat. Soalnya, retinoid adalah pengobatan lini pertama untuk jerawat.
2. Antibiotik
Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik oral atau oles untuk mengobati kasus-kasus jerawat steroid.
Tapi, pengobatan antibiotik membutuhkan waktu hingga beberapa minggu untuk menunjukkan hasil optimal.
Perlu diingat juga bahwa antibiotik bukanlah solusi jangka panjang untuk mengatasi jerawat.
3. Fototerapi
Ada beberapa bukti yang mengklaim bahwa fototerapi, dengan cahaya biru dan biru-merah, efektif untuk mengatasi jerawat.
Catatan dari SehatQ
Jerawat steroid adalah efek samping dari penggunaan steroid. Meskipun jenis jerawat ini bisa diobati dan dicegah, gejala-gejalanya biasanya akan menghilang setelah orang dengan jerawat steroid menghentikan penggunaan atau penyalahgunaan steroid.
Jika cara rumahan tidak berhasil memberikan hasil yang optimal, cobalah datang ke dokter untuk berdiskusi tentang opsi pengobatan lain.
Sumber :Sehatq.com