Sen. Des 4th, 2023

Harian Deteksi  – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian terpuruk bahkan mendekati level Rp16.000/US$. Longsornya rupiah terjadi akibat suara bank sentral (AS) yang hawkish untuk menekan inflasi yang sulit terkendali hingga pernyataan higher for longer.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah hari ini (2/11/2023) memang ditutup di angka Rp15.850/US$ atau menguat 0,50% terhadap dolar AS. Kendati menguat hari ini, namun reli pelemahan rupiah terjadi sejak Mei 2023 yang konsisten terdepresiasi enam bulan berturut-turut.

Posisi terlemah rupiah tahun ini terjadi pada 27 Oktober 2023 di angka Rp15.935/US$ yang juga merupakan posisi terparah sejak 3,5 tahun terakhir. Sebaliknya, posisi terkuat rupiah adalah pada 28 April 2023 di mana mata uang Garuda mampu berdiri di posisi Rp 14.665/US$.

Rupiah menguat pada hari ini setelah terpuruk parah. Keputusan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga pada Kamis dini hari ini membuat rupiah menguat tajam.

Rupiah menjalani bulan berat pada Oktober dengan mencatat pelemahan sebesar 2,7%. Pelemahan ini adalah yang terdalam sejak Maret 2020 di mana rupiah ambruk 12% lebih.

Rupiah juga sudah ambruk 1,98% sepanjang tahun ini. Sepanjang 10 bulan yang sudah dijalani, rupiah hanya menguat tiga kali yakni Januari, Maret, dan April. Selebihnya mata uang Garuda terkapar.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *