Kam. Nov 30th, 2023
Di Stasiun KRL Pasar Minggu, Seorang Ibu Mengalami Baby Blues Hingga Nyaris Lempar Anak ke Rel

Harian Deteksi Belum lama ini media sosial dihebohkan dengan viral sebuah video yang menunjukkan seorang ibu yang disebut ingin melempar anaknya di rel kereta. Ibu tersebut dikabarkan ingin bunuh diri di stasiun KRL Pasar Minggu namun aksinya berhasil digagalkan oleh petugas keamanan.

Banyak yang menyebutkan bahwa ibu tersebut mengalami baby blues sehingga nekat ingin melakukan hal tersebut. Sebenarnya apa itu baby blues?

Psikolog klinis Olphi Disya Arinda, M.Psi menjelaskan bahwa baby blues masih kerap disamakan dengan postpartum depression. Disya mengatakan kedua kondisi tersebut merupakan hal yang berbeda walaupun memang ada kesamaan seperti dialami pasca melahirkan dan didominasi mood kesedihan.

“Baby blues lebih menggambarkan mood ibu yang didominasi kesedihan dan kegundahan setelah melahirkan. Biasanya bertahan beberapa minggu pasca lahiran,” ucap Disya dikutip dari akun X-nya atas izin yang bersangkutan, Selasa (5/9/2023).

“Baby blues juga terjadinya lebih cepat yaitu 1-2 hari pasca lahiran. Biasanya dipengaruhi faktor perubahan fisiologis ibu, seperti hormon, masalah fisik, dan sebagainya,” sambungnya.

Disya mengatakan bahwa ada beragam mitos yang berkaitan dengan baby blues. Salah satunya adalah baby blues hanya dialami oleh wanita yang dianggap ‘manja’. Padahal menurutnya baby blues dapat dialami oleh ibu manapun.

“Mitosnya juga, baby blues nggak akan dialami pasca lahiran caesar. Faktanya, persalinan dengan cara apapun ada risiko baby blues karena faktornya perubahan fisiologis ibu bukan metode persalinan,” sambungnya.

Berbeda dengan baby blues, postpartum depression merupakan gangguan klinis dengan gejala depresi yang unik pada ibu usai melahirkan. Disya mengatakan gejalanya dapat bertahan satu bulan hingga beberapa tahun pasca melahirkan. Kondisi postpartum depression yang sudah parah dapat ditandai dengan dorongan menyakiti diri atau bayi.

“Biasanya pun gejala postpartum depression ini muncul nggak secepat baby blues tapi bisa dimulai 2-4 bulan pertama pasca melahirkan,” ujarnya.

“Jadi mungkin aja ada gejala yang awalnya dikira baby blues tapi ternyata bertahan lebih lama dan didiagnosis postpartum depression oleh profesional. Gejala postpartum depression ini sering kali bikin si ibu kehilangan sense of motherhood (rasa keibuannya) yang dibutuhkan dalam pengasuhan,” pungkasnya.

Adapun lebih lanjut, Disya mengingatkan bahwa kejadian viral tersebut mungkin saja tidak disebabkan oleh baby blues dan postpartum depression. Perlu dilakukan pemeriksaan khusus untuk mengetahui kondisi kesehatan mental ibu tersebut yang sebenarnya.

CATATAN: Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan dengan menghubungi psikolog atau psikiater terdekat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda peringatan bunuh diri, bisa hubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes 021-500-454.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *