Sen. Des 4th, 2023

Harian DeteksiĀ  – Kanker rahim atau kanker uterus adalah tumor ganas yang muncul di rahim. Kanker rahim paling sering terjadi pada wanita yang sudah mengalami menopause atau berusia 50 tahun ke atas.
Kanker rahim terjadi ketika sel-sel dalam rahim tumbuh dengan tidak terkendali sehingga membentuk tumor atau benjolan. Tumor tersebut nantinya dapat membesar dan menyebar ke organ tubuh lainnya.

Penyebab Kanker Rahim
Kanker rahim terjadi ketika sel-sel yang ada di dalam rahim tumbuh secara tidak terkendali sehingga membentuk tumor. Namun, sampai saat ini masih belum diketahui apa yang menyebabkan sel-sel sehat tersebut berubah menjadi sel kanker.

Kanker rahim berawal ketika sel yang ada di dalam rahim mengalami perubahan pada struktur DNA-nya. DNA sel menyimpan instruksi yang memberi tahu apa yang harus dilakukan oleh sel tersebut.

Pada sel yang bermutasi, instruksi yang ada pada DNA memerintahkan sel tersebut untuk membelah diri secepat mungkin, dan tetap hidup meski sudah melewati masa atau siklus hidupnya. Akibatnya, sel muncul dalam jumlah yang berlebih dan membentuk tumor pada rahim.

Gejala Kanker Rahim
Kanker rahim umumnya ditandai dengan pendarahan yang tidak normal dari vagina. Biasanya, pendarahan terjadi di luar siklus menstruasi atau setelah menopause.

Selain pendarahan, tanda-tanda lain yang dapat mengindikasikan kanker rahim antara lain:

Mual
Kehilangan nafsu makan
Mudah lelah
Nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seks
Nyeri di panggul, perut atau punggung bagian bawah, dan kaki
Berat badan menurun
Keluar cairan berwarna kecoklatan yang kental dan berbau tidak sedap dari vagina
Faktor Risiko Kanker Rahim
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim di antaranya:

Usia, kanker rahim sering terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas
Mengonsumsi makanan tinggi lemak
Penyakit genetik, seperti sindrom Lynch
Diabetes
Obesitas
Penyakit ovarium
Menstruasi terlalu dini atau terlambat
Pernah menjalani radioterapi
Pernah menjalani terapi penggantian hormon estrogen
Mengonsumsi tamoxifen, yakni obat untuk menangani kanker payudara
Perlu diingat, memiliki salah satu atau lebih dari gejala di atas tidak berarti pasti terserang kanker rahim.

Tahapan Kanker Rahim
Secara umum, kanker rahim dapat dikategorikan ke dalam 4 tahapan atau stadium, yaitu:

1. Stadium I
Kanker hanya ada di dalam rahim.

2. Stadium II
Kanker menyebar ke serviks atau leher rahim.

3. Stadium III
Kanker menyebar ke indung telur, vagina, dan kelenjar getah bening di sekitar rahim, tapi belum sampai ke luar panggul.

4. Stadium IV
Kanker sudah menyebar ke kandung kemih, dinding usus, hingga paru-paru atau tulang.

Diagnosis Kanker Rahim
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami beserta riwayat penyakit pasien dan keluarganya. Kemudian, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik pada organ pasien, seperti vagina, rahim, indung telur, panggul, dan kandung kemih.

Dokter juga mungkin akan melakukan tes penunjang untuk memastikan letak sel kanker, seperti:

USG transvaginal, yakni dengan memasukkan alat periksa ke dalam vagina untuk mendeteksi kelainan pada rahim.
Biopsi dengan cara histeroskopi, yaitu dengan memasukkan selang kecil berkamera lewat leher rahim, atau dengan dilatasi dan kuretase untuk mengambil sampel saringan dengan mengikis dinding rahim.
Pengobatan Kanker Rahim
Pengobatan kanker rahim disesuaikan dengan jenis, ukuran, stadium kanker, dan risiko efek samping yang mungkin dialami oleh pasien. Beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mengobati kanker rahim antara lain:

1. Histerektomi
Prosedur bedah pengangkatan rahim yang bertujuan untuk mengangkat rahim, indung telur, dan saluran indung telur.

2. Radioterapi
Prosedur ini bertujuan untuk membunuh sel kanker dengan menggunakan radiasi. Radioterapi dapat dilakukan dengan menghantarkan sinar khusus ke area kanker di rahim, atau dengan memasukkan alat penghantar radiasi ke dalam rahim.

3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian satu atau beberapa jenis obat-obatan dengan tujuan untuk membunuh dan menghentikan perkembangan sel kanker. Kemoterapi dapat dikombinasikan dengan histerektomi jika risiko kanker untuk kambuh cukup tinggi.

4. Terapi Hormon
Terapi ini bertujuan untuk menurunkan kadar hormon estrogen yang dapat memengaruhi pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh.

5. Terapi Target
Terapi target adalah pemberian obat yang secara spesifik menyasar gen, protein, dan jaringan kanker. Obat-obat yang biasa digunakan antara lain bevacizumab, temsirolimus, everolimus, dan lenvatinib.

6. Imunoterapi
Imunoterapi bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh pasien sehingga dapat melawan sel kanker.

Pencegahan Kanker Rahim
Meski tidak bisa dicegah sepenuhnya, risiko kanker rahim dapat dikurangi dengan:

Menjaga berat badan ideal
Rutin berolahraga
Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang
Rutin melakukan pemeriksaan kandungan

Sumber: Detikcom

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *