Kam. Nov 30th, 2023

Menanti Pengumuman Timses Capres-Cawapres Pilpres 2024, Berebut Tokoh Populer?

Harian Deteksi – Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan nama-nama tim sukses (Timses) setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pengumuman akan disampaikan pada 13 November 2023.

Adapun timses ini dibentuk oleh masing-masing pasangan calon (paslon) setelah berkoordinasi dengan  koalisi partai politik pengusung mereka. Namun hingga saat ini, belum ada satu pun paslon yang mengumumkan struktur final timses mereka.

Dari tiga kandidat capres-cawapres 2024, baru pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang paling aktif mengumumkan anggota timsesnya. Koalisi partai yang digawangi PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura itu membentuk Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid ditunjuk menjadi Ketua TPN Ganjar-Mahfud. Bahkan penunjukan Arsjad sebagai Ketua TPN sudah dilakukan sebelum deklarasi Mahfud Md sebagai bakal cawapres pendamping Ganjar.

Sementara pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menunjuk Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani sebagai ketua tim pemenangan mereka. Penunjukan Rosan ini disampaikan langsung oleh Prabowo usai mendeklarasikan Gibran sebagai cawapresnya.

Hanya saja, hingga kini Koalisi Indonesia Maju (KIM) belum mengumumkan komposisi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran selain Rosan Roeslani.

Sedangkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang menjadi pasangan pertama mendaftar ke KPU justru hingga kini belum mengumumkan siapa ketua timsesnya. PKS sebagai salah satu parpol pengusung menyatakan, akan ada kejutan siapa yang bakal didapuk menjadi ketua atau kapten Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN).

Pengamat Politik Ray Rangkuti menyoroti sikap Koalisi Perubahan yang tak kunjung mengumumkan ketua tim pemenangan Anies-Cak Imin. Menurut dia, bila penetapan ketua tim pemenangan semakin ditunda, maka Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar akan terlambat memaknai momentum.

“Ketua tim pemenangan fungsinya vital. Kan kerja-kerja tim harus sistematis dan terukur. Yah kalau belum ada, bagaimana melaksanakan hal tersebut,” kata Ray dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (3/11/2023).

Ray menduga hal tersebut terjadi karena kriteria yang cukup banyak untuk sosok kandidat ketua tim pemenangan yang dicari. Selain itu, Ray menilai telah terjadi tarik ulur antara Ketum Partai NasDem Surya Paloh dengan para ketum partai pengusung lainnya, sehingga Anies tidak dapat bersikap.

“Lalu kenapa ketua partai masing-masing enggak setuju? Bisa macam-macam. Soal dominasi dan lain sebagainya. Atau bisa saja Surya Palohnya tidak mau atau saat Surya Paloh mau, tapi ketua partai lain enggak mau,” ucap Direktur Lingkar Madani Indonesia ini.

Sementara itu, Founder Nilam Institut Muhammad Hakiki menyampaikan, sebaiknya ketua Timnas Amin segera diumumkan agar mesin politik partai pengusung dan relawan dapat langsung bergerak memenangkan Anies-Cak Imin.

“Jika terlalu lama, menurut saya Anies harus mengambil alih dan mengumumkannya, karena ini amat krusial,” ujar Hakiki.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komarudin menilai, ada sejumlah faktor yang menyebabkan para koalisi lama mengumumkan struktur timses capres-cawapres. Salah satunya adalah adanya tarik-menarik kepentingan.

“Semua tim belum sempurna, kelihatannya masih ada tarik menarik kepentingan. Di kubu Amin masih mencari sosok figur yang cocok untuk jadi kapten, tentu bisa saja ketua timses dari pengusaha atau salah satu dari partai. Siapapun yang terpilih harus bisa membawa kemenangan,” kata Ujang saat dihubungi, Jumat (3/11/2023)

Menurutnya, baik kubu Prabowo-Gibran maupun Anies-Cak Imin tengah mematangkan dengan benar timses masing-masing sebelum diumumkan ke publik.

“Begitu juga di Prabowo, meski sudah ada ketua tapi wakil dan lainnya belum. Saya lihat mereka masih sedang mematangkan agar ketika diumumkan semua siap, ready. Mencari sosok ketua tim itu tidak mudah,” katanya.

Selain itu, Ujang menyebut tiap paslon juga tengah memperebutkan tokoh yang memiliki basis massa kuat. Ia menyontohkan nama populer seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansa dan juga mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

“Betul terjadi perebutan tokoh dengan basis massa. Contohnya Khofifah, baik Amin maupun Prabowo mendekati Khofifah. Kalau dilihat irisan politik Khofifah dekat dengan Jokowi, bisa jadi Khofifah jadi ketua pemenangan Prabowo-Gibran di Jatim,” kata dia.

“Kedua Khofifah dekat Golkar. Saya sih melihatnya ke sana. Kelihatannya Khofifah berlabuh ke Prabowo-Gibran,” kata dia.

Pendiri lembaga Indonesia Political Review ini tak menampik Ridwan Kamil sempat dilirik PDIP. Meski begitu, dia melihat RK akan lebih menuruti penugasan Golkar untuk memenangkan Prabowo di Jawa Barat ketimbang menyeberang ke PDIP.

“Tokoh yang diperebutkan ketiganya jarang ya, mungkin RK mau ditarik PDIP, tapi kan RK kader Golkar sudah ditugaskan untuk memenangkan Prabowo di Jawa Barat,” kata Ujang.

Ketua PBNU sekaligus putri Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid juga sempat diperebutkan oleh kubu Prabowo dan Ganjar. Namun pemilik nama asli Zannuba Ariffah Chafsoh itu akhirnya merapat ke TPN Ganjar-Mahfud.

“Masing-masing tokoh punya basis massa. Kalau ulama jaringan santri, kalau pengusaha jaringan pengusaha, begitu juga lainnya,” ucapnya.

Saat ini, tinggal pasangan Anies-Cak Imin yang belum memiliki ketua tim pemenangan. Menurut Ujang, kriteria yang harus dimiliki ketua timses adalah dikenal luas publik dan juga berkompeten untuk memenangkan kontestasi.

“Kriteria (ketua tim pemenangan) harus tokoh publik artinya dikenal, punya kelebihan dan punya kapasitas dan ide gagasan bagus atau ahli strategi,” kata Ujang Komarudin menandaskan.

Teka-Teki Kapten Timnas Amin

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *